Makna Lirik Lagu Superman is Dead - Bulan & Ksatria |
Kiwkiw
Bagaimana perkabaran-perkabaripunan kalian di era perpolitikan yang menjengahkan jiwa serta pikiran, anjay.
Aseli deh, ku nggak suka sekali dengan situasi tahun politik seperti ini karena beragam narasi berseliweran, sepadan seragam, tergantung dari yang didukung. Eneg aku melihatnya.
Dahlah, cepat saja usai. Mau siapa saja presidennya, sepertinya akan sama saja.
Huft.
Bicara masalah perpolitikan dunia, maka lebih pas apabila kita membahas tentang band yang rebel abis pada masanya, yaitu Superman is Dead. Itu band nggak ada matinya sih jika dikaitkan dengan pembelaan, perlawanan, dan berontak atas hal-hal yang mengikat jiwa. Lirik-liriknya tajem abis. Aku suka.
Nah, lagu yang akan ku bahas kali ini adalah Bulan & Ksatria, yang mana liriknya berisi semacam dongeng kiasan, yang tak jauh-jauh dari gambaran perpolitikan duniawi.
Tapi ngeh nggak sih, akhir dari reff dari lagu ini seperti nada sebelum lagu pok amai amai belalang kupu-kupu yang didangdut itu? Aku kalau dengerin lagu ini seperti terdistrak selalu anjirlah. Padahal ini lagu lantangnya bukan main loh.
Yaudah nggak usah berlama-lama, yuk kita maknai lirik lagu dari Superman is Dead yang berjudul Bulan & Ksatria
Makna Lirik Lagu Superman is Dead - Bulan & Ksatria
Lirik Lagu Superman is Dead - Bulan & Ksatria
Jejak dendam perih meraksasa di angkasa
Akan cinta yang besar dan terhalang durjana
Manusia melacurkan diri di istana
Namun tak demikian dengan bulan ksatria
Kekuatan cinta 'kan beri dia mahkota
Bulan merana jingga hapus air matamu
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
Di detik ini cinta adalah kebenaran
Tinggi menjulang menembus peradaban
Melewati waktu melawan pembenaran
Dan kini bulan menantikan gemilang
Tangis, air matanya telah hilang
Derap kuda ksatria gagah dekati surga
Walau neraka berjanji 'tuk menghabisinya
Di pintu istana bulan merajah hatinya
'Tuk tinggalkan raja, hakim, dan khianat semesta
Kekuatan cinta 'kan beri dia mahkota
Bulan merana jingga hapus air matamu
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
Di detik ini cinta adalah kebenaran
Tinggi menjulang, menembus peradaban
Melewati waktu melawan pembenaran
Dan kini bulan menantikan gemilang
Tangis, air matanya telah hilang
Menuju kemenangan
Dan cinta dikumandangkan
Menuju kata hati
Dan terbakarlah semua kebencian!
Jejak dendam perih meraksasa di angkasa
Akan cinta yang besar dan terhalang durjana
Manusia melacurkan diri di istana
Namun tak demikian dengan bulan ksatria
Derap kuda ksatria gagah dekati surga
Walau neraka berjanji 'tuk menghabisinya
Di pintu istana bulan merajah hatinya
'Tuk tinggalkan raja, hakim, dan khianat semesta
Tinggi menjulang menembus peradaban
Melewati waktu melawan pembenaran
Dan kini bulan menantikan gemilang
Tangis, air matanya telah hilang
Tinggi menjulang menembus peradaban
Melewati waktu melawan pembenaran
Dan kini bulan menantikan gemilang
Tangis, air matanya telah hilang
0 Comments